Bunda Maria Agama Apa

Bunda Maria Agama Apa

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

Novena Bunda Penolong Abadi

Bunda Penolong Abadi, perkenankanlah aku senantiasa menyebut namamu penuh kuasa, nama pelindung bagi yang hidup, keselamatan bagi yang meninggal. Maria yang termurni dan termanis, biarkanlah namamu selalu di bibirku. Jangan menunda, Perawan Terpuji, bila aku memanggilmu sebab dalam segala godaanku dan segala kebutuhanku, aku senantiasa mengulang namamu yang suci;

Jiwaku teresapi oleh hiburan, kemanisan, kepercayaan dan rasa perasaan yang agung, bila aku mengucapkan namamu yang suci, bahkan juga bila hanya memikirkan dikau. Aku bersyukur kepada Allah yang memberi dikau nama begitu baik, manis, kuasa, dan indah. Tetapi aku tak akan puas hanya mengucapkan namamu saja, biarlah kasihku padamu mendorongku selalu untuk menyalamimu:

BUNDA PENOLONG ABADI!

Buatlah tanda salib dengan medali.

Pada manik tunggal, doakan:

“O, Bunda Penolong Abadi, aku datang untuk berdoa dan memohon bantuanmu untuk keperluanku saat ini. Bantulah aku, agar aku dapat menolong diri sendiri dan orang lain.” (Sebutkan permohonan)

Pada 50 manik-manik, doakan:

“Bunda Allah, hiburlah dan bantulah kami.”

“Terima kasih, O Bunda Penolong Abadi, atas semua perhatian dan pemeliharaanmu pada waktu aku memerlukannya. Aku percaya bahwa dengan bantuanmu, doa-doaku didengarkan oleh Allah. Bunda Penolong Abadi, teruslah membantu kami demi Kristus, juruselamatku. Amin.”

Bunda Penolong Abadi, dengan penuh kepercayaan dan harapan, kami berlutut di hadapanmu. Belum pernah ada orang yang sia-sia mencari perlindunganmu. Semasa hidupmu sebagai ibu, engkau seringkali memberi pertolongan kepada Yesus Putramu. Dengan penuh kasih sayang, engkau melindungi dan membimbing-Nya selama masa muda-Nya.

Selama hidup-Nya di muka umum, engkau menghibur-Nya dan memberi dorongan kepada-Nya. Pada saat Dia menderita, engkau mendampingi dan menguatkan-Nya. Demikian juga, jadilah bagi kami seorang ibu yang selalu menolong kami. Bunda Maria, kami ini juga anakmu. Di kayu salib, Putra Ilahimu telah memberikan dikau sebagai ibu kami dan engkau telah menerima kami sebagai anakmu. Kami tahu engkau memberi anak-anakmu, khususnya mereka yang menghormatimu sebagai Bunda Penolong Abadi, rahmat dan berkat yang tak terhitung banyaknya untuk jiwa raga mereka. Dengan penuh syukur, kami ucapkan terima kasih atas segala perlindungan bagi kami dan bagi mereka semua.

Bunda Penolong Abadi, jangan biarkan kami pergi sekarang tanpa hiburanmu. Kami selalu memerlukan bantuanmu, teristimewa dalam kesulitan yang sekarang ini kami alami ……….

Bunda Maria, pandanglah kami dengan penuh kebaikan dan kasih sayang. Jadilah perantara kepada Putra Ilahimu, untuk memperoleh anugerah-anugerah … , yang kami mohon dengan sangat dalam doa ini. Kami berjanji akan berterima kasih kepadamu selama hidup kami, sampai kami datang bersyukur kepadamu di surga. Ibu yang kuasa, baik bagi kami, engkau dapat menolong kami, engkau pasti berkenan menolong kami, engkau bersedia menolong kami. O Ibu, Penolong Abadi yang setia, terimalah doa kami. Amin.

Buatlah tanda salib dengan medali.

Pada manik tunggal, doakan:

“O, Bunda Penolong Abadi, aku datang untuk berdoa dan memohon bantuanmu untuk keperluanku saat ini. Bantulah aku, agar aku dapat menolong diri sendiri dan orang lain.” (Sebutkan permohonan)

Pada 50 manik-manik, doakan:

“Bunda Allah, hiburlah dan bantulah kami.”

“Terima kasih, O Bunda Penolong Abadi, atas semua perhatian dan pemeliharaanmu pada waktu aku memerlukannya. Aku percaya bahwa dengan bantuanmu, doa-doaku didengarkan oleh Allah. Bunda Penolong Abadi, teruslah membantu kami demi Kristus, juruselamatku. Amin.”

Bunda Penolong Abadi, dengan penuh kepercayaan dan harapan, kami berlutut di hadapanmu. Belum pernah ada orang yang sia-sia mencari perlindunganmu. Semasa hidupmu sebagai ibu, engkau seringkali memberi pertolongan kepada Yesus Putramu. Dengan penuh kasih sayang, engkau melindungi dan membimbing-Nya selama masa muda-Nya.

Selama hidup-Nya di muka umum, engkau menghibur-Nya dan memberi dorongan kepada-Nya. Pada saat Dia menderita, engkau mendampingi dan menguatkan-Nya. Demikian juga, jadilah bagi kami seorang ibu yang selalu menolong kami. Bunda Maria, kami ini juga anakmu. Di kayu salib, Putra Ilahimu telah memberikan dikau sebagai ibu kami dan engkau telah menerima kami sebagai anakmu. Kami tahu engkau memberi anak-anakmu, khususnya mereka yang menghormatimu sebagai Bunda Penolong Abadi, rahmat dan berkat yang tak terhitung banyaknya untuk jiwa raga mereka. Dengan penuh syukur, kami ucapkan terima kasih atas segala perlindungan bagi kami dan bagi mereka semua. Bunda Penolong Abadi, jangan biarkan kami pergi sekarang tanpa hiburanmu. Kami selalu memerlukan bantuanmu, teristimewa dalam kesulitan yang sekarang ini kami alami … . Bunda Maria, pandanglah kami dengan penuh kebaikan dan kasih sayang. Jadilah perantara kepada Putra Ilahimu, untuk memperoleh anugerah-anugerah … , yang kami mohon dengan sangat dalam doa ini. Kami berjanji akan berterima kasih kepadamu selama hidup kami, sampai kami datang bersyukur kepadamu di surga. Ibu yang kuasa, baik bagi kami, engkau dapat menolong kami, engkau pasti berkenan menolong kami, engkau bersedia menolong kami. O Ibu, Penolong Abadi yang setia, terimalah doa kami. Amin.

Teladan Nyata Bunda Maria

Ternyata benar, hati yang tenang menghasilkan proses kelahiran yang berjalan lancar tanpa kesulitan.

Tidak banyak tulisan tentang Bunda Maria yang dapat kutemui di Alkitab, namun ajaran Gereja Katolik tentangnya telah berhasil membuatku mengagumi dan menaruhnya di tempat istimewa dalam hati.

Teladannya paling terasa nyata saat aku memulai babak baru dalam hidup sebagai seorang istri dan ibu. Sesaat setelah menikah, suami membawaku pindah ke kota lain dan berdua kami memulai hidup baru dengan  sederhana, meninggalkan segala fasilitas orangtua yang selama ini dengan mudah kunikmati.

Kala itu, cerita kesederhanaan Bunda Maria sebagai seorang istri dari seorang tukang kayu menjadi teladan. Sikapnya yang selalu digambarkan tenang dan tulus menjalani hari-hari berhasil membuatku cepat beradaptasi dan menikmati suasana baru.

Perjalanan keteladanan Bunda Maria di dalam hidupku semakin nyata saat aku hamil. Terus terngiang-ngiang kisah bagaimana Bunda Maria amat bergembira menerima kabar kehamilannya, bahkan menganggap kabar itu sebagai sebuah sukacita besar meski ia belum bersuami. Mual, muntah, badan pegal-pegal dan beban berat di perut yang membuatku cukup sulit beraktivitas seperti biasa, jadi terasa ringan karena aku mengadopsi sukacita Bunda Maria atas kehamilan. Apalagi bila kusadari bahwa kehamilan adalah sungguh sebuah anugerah, mengingat banyaknya pasutri yang belum dikaruniai keturunan.

Aku berhasil melalui masa-masa kehamilan dengan sangat baik dan menyenangkan tanpa satupun cerita buruk. Rasanya pujian Bunda Maria yang sering kudengar, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya" (Lukas 1:46)  juga mulai menjadi pujianku kepada Tuhan.

Saat menjelang kelahiran pun tiba. Saat itu, orangtua dan mertua atau sanak saudara lain tak ada yang bisa mendampingi. Hanya aku, suami dan para medis saja yang mempersiapkan kelahiran. Rasa takut dan khawatir sempat hadir karena ini adalah pengalaman pertamaku. Namun lagi-lagi kisah Bunda Maria menjadi penyemangat yang dapat menenangkan. Aku teringat bahwa Bunda Maria secara tiba-tiba harus melahirkan di sebuah kandang hewan, tanpa bantuan para medis. Kisah itu berhasil menyemangatiku. Aku yang melahirkan di ruang bersalin sebuah rumah sakit yang bersih, didampingi oleh para medis berpengelaman, sudah selayaknya bisa tenang tanpa keraguan apapun.

Tiba-tiba rasanya Malaikat Gabriel juga datang kepadaku dan berkata, "Jangan takut, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah" (Lukas 1:30). Dan ternyata benar, hati yang tenang menghasilkan proses kelahiran yang berjalan lancar tanpa kesulitan.

Ternyata perjuangan belum berakhir. Beberapa saat setelah kelahiran suasana mencekam datang. Aku mengalami pendarahan dan bayiku tak sadarkan diri karena paru-parunya terinfeksi air ketuban. Dua minggu kami menjalani perawatan, setiap saat ucapan Bunda Maria "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Lukas 1:38) menjadi doa dan sumber kekuatanku.

Setelah kegentingan itu berlalu, aku memilih menjalani peran sebagai menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya yang memberikan hampir 100% perhatianku pada suami, anak dan kebutuhan rumah. Keputusan ini kuambil sebagai ungkapan syukur atas karunia besar yang Tuhan berikan kepadaku, sebagai sebuah persembahan hidup sebagaimana apa yang sudah Bunda Maria contohkan. Teladan ini kudapat dari Bunda Maria yang dalam beberapa cerita yang kubaca selalu setia dan tulus melayani Santo Yosef, Yesus dan bahkan para murid Yesus. Pun setiap kali aku merasa lelah, Bunda Maria menjadi tempat mengadu sekaligus menimba kekuatan baru.

Ya, sosok Bunda Maria sungguh nyata hadir menemani keseharianku sebagai seorang istri dan ibu.

Penulis: Reta Alacoque (retagalih.phe)

Bunda Maria. Semua umat Katolik pastinya mengenal dan mengimani sosok Bunda Maria karena ia adalah ibu dari Sang Juruselamat yang diutus ke dunia. Bunda Maria mulai ikut turut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah ketika ia diserahkan tugas oleh Allah melalui Malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar kepada Bunda Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Sang Juruselamat yang harus ia beri nama Yesus.

Sikap keteladanan Bunda Maria sama seperti Pesawat yang berusaha untuk tetap bertahan walaupun banyak rintangan di udara seperti angin kencang, hujan badai, dan sebagainya agar bisa mengantar penumpang ke tempat tujuan dengan selamat. Bunda Maria juga tetap teguh dan berserah diri kepada Allah atas segala gejolak yang ia alami dalam hidupnya dan menyimpan serta merenungkan semua permasalahan dalam hatinya karena ia tidak mau orang lain merasakan penderitaan yang ia rasakan. Bunda Maria berusaha memikul semua bebannya sendiri dengan tetap teguh dan tabah dalam melalui semua penderitaan yang ia rasakan, terutama saat ia mengikhlaskan Putranya untuk disalibkan demi menebus dan menghapuskan segala dosa umat manusia. Walaupun hatinya teriris karena melihat penderitaan yang dialami oleh Putranya dalam jalan salib menuju Golgota, tetapi ia tetap tegar dan berusaha bangun untuk menghantar dan menemani Putranya untuk menunaikan tugas-Nya sebagai Sang Juruselamat hingga Ia wafat, bangkit, dan diangkat ke Sorga. Seluruh hidup Bunda Maria diabdikan untuk mewujudkan karya penyelamatan Allah dan ia selalu berserah diri kepada kehendak Tuhan dengan berkata: "Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu".

Keistimewaan Bunda Maria yang saya teladani dalam hidup melalui karya keselamatan Allah adalah sikap ketaatan dan keteguhan terhadap tugas yang diberikan Allah walaupun banyak sekali cobaan dan gejolak yang ia hadapi dalam hidupnya dan selalu berusaha untuk menyimpan segala permasalahan yang ada di dalam hatinya.

Terkadang saya malah mengeluh dalam melaksanakan suatu tugas atau saat menghadapi permasalahan yang tidak bisa saya lewati terutama dalam menjalani hidup panggilan saya untuk menjadi seorang imam. Untuk menjadi seorang imam tidaklah mudah karena harus melewati proses yang cukup panjang terdiri dari masa formatio, masa studi, dan masa pastoral yang dimaksudkan untuk melatih para formandi agar bisa mengolah diri dan berkembang menjadi pribadi yang baik dalam segi rohani, intelektual, dan sosial pelayanan sehingga bisa menghasilkan para calon imam yang berkualitas dan bermutu. Terkadang saya terombang-ambing di dalam gejolak dan pergulatan yang saya alami dalam hidup sehingga saya sering ragu-ragu dalam melangkah dan mengambil keputusan karena takut akan mengambil keputusan yang salah. Seharusnya saya bisa mengambil keputusan dan terus melangkah maju walaupun banyak pergulatan dan gejolak yang saya hadapi karena semuanya itu diberikan oleh Tuhan untuk menguatkan dan meneguhkan iman saya kepada-Nya. Saya harus bisa berserah diri seluruhnya kepada Tuhan sama seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria dalam melaksanakan tugas yang diberikan Allah kepada-Nya sebab semua yang saya hadapi dan alami telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin Ia capai. Saya harus tetap teguh dan yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya yang senantiasa berseru dan berserah diri kepada-Nya. Saya juga harus tetap berusaha untuk bangun kembali bila saya terjatuh sama seperti Bunda Maria yang selalu bangkit dan bangun kembali saat menghadapi suatu permasalahan agar saya bisa terus melangkah maju untuk menjalani hidup panggilan saya dengan baik dan lancar dengan penuh sukacita dan kegembiraan sehingga saya bisa mencapai cita-cita yang ingin saya gapai yaitu untuk menjadi seorang imam.

Ya Bunda Maria, doakanlah saya kepada Putra-Mu agar saya bisa mengarungi samudera hidup ini dengan penuh sukacita dan kegembiraan karena saya yakin dan percaya bahwa engkau dan Putramu selalu mengiringi dan melindungi langkah kaki saya dalam menjalani segala lika-liku kehidupan yang saya miliki untuk mencapai cita-cita yang ingin saya gapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Humaniora Selengkapnya

%PDF-1.4 %âãÏÓ 1 0 obj << /Resources 2 0 R /Contents 3 0 R /Parent 4 0 R /Type /Page /MediaBox [0 0 612 792] /Group << /CS /DeviceRGB /I true /S /Transparency >> >> endobj 3 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 725 >> stream xœ…UM‹Û0½ûWè\ˆW3ú²Áâ$†ö¶è¡ô´ý€Â¶ì^ú÷ûf$;¶»i (Êh4ïÍ›ÑĶd~7/Æâ‰MêÙ¼~m>¾3?«Õš×ïÍxmÈZ“ll{sýb&2äÍõÛ§ÁRæÁr¦Á:Y¼,!3Œ1s?Ø„_0u²ôÙm«7–£„Ñ]ʇˆs;f§‡ÞmCÏH§|¸ý.WŠé,¡Ow— ┣\rq ›}ˆ2¹ ¯ô&Äl ÷ùú¡¹\›Ç½(D0vܦ½,“RY²&WF +˜ñíô5õƒ[åA¼¶häM#C«Ù‘ì7ÑÉ4äÞ"pu[4ë±ÚY£ ëJ_©á ˜bëLŒ¶ E6è£Ú�š« rH¨  €PJ%79QlPÂé(†S©ÜAKÇsºÅ¹ü Ù,&È“Ù«•*Ö½ryßz]ßv;®ä�EÅU aEjAWJ50/÷Á-K`„VP£(WÔ³FwKî"B§zäs7P¯í ‡4›g?%T±„%JæU7¦~'‰Û‘Öß# "Iv¤ÝP­ZûѼêz(ä9¡¦ìš›ÐÜë™P¬¢©œ8½ô†7OÏÍÃûgoοL ÷ÿ±Â‰Ä¥ëü‚jû”’xén º/”ç=’KE¤ÔKAŽ"ɨN§»ýÊ|�‹û›èLÇ‹:’¶$tÒ±’“<· €‹Î ¯‡#üÕ{*|ê·/”تӑžïÒéät˜#݆ÐÀÌŽ=ŽœòõÇ[w{‹KÝüò–\ˆ×“âöâõ1fsVèÎ2öV#k§AgÔt›©å˜—qΫ YðnDÇ[±“Ì€:Ø7Cª\RÇÛnúk¸ƒ/Õ/®°rŸƒºÝS79mdiê­D¸Y@Ð�$Fè*ŸùïânÐØFÃð.ö=TßÒàþ}pÏòÂzùÙßó 0.…4 Œ®£á endstream endobj 5 0 obj << /Subtype /Image /Type /XObject /Width 773 /Filter /DCTDecode /Height 759 /BitsPerComponent 8 /Length 89356 /ColorSpace /DeviceRGB >> stream ÿØÿà JFIF ì ì ÿÛ C ÿÛ C ÿ ÷" ÿÄ ÿÄ ÿÚ Õ ˜˜ &&

Apa kata Alkitab mengenai bunda Maria?

Tidak terasa saat ini kita sudah memasuki bulan Oktober 2014 yang merupakan bulan Maria. Kita semua giat berdoa Rosario baik di lingkungan maupun di komunitas rohani lainnya. Lantas apa dan bagaimana keteladanan Bunda Maria ? Hal ini merupakan tema dalam pertemuan Persekutuan Doa Pembaharuan Karismatik Katolik ( PDPKK ).

Pertemuan PD PKK St. Albertus Agung pada hari Senin tanggal 6 September 2014 ini di Aula Gereja dengan pembicara Bapak Haryanto dari Shekinah membahas tentang keteladan Bunda Maria. Sekitar 50 peserta PD PKK ini menyimak dengan serius apa yang dijelaskan oleh pembicara tentang keteladanan Bunda Maria ini.

Keteladan Bunda Maria sungguh banyak sekali namun antara lain adalah sebagai berikut :

Dalam kesempatan ini Bapak Haryanto berkenan mendoakan secara khusus kepada para peserta yang terbeban dengan segala persolan di dalam kehidupan ini. Beberapa peserta satu persatu maju dan didoakan secara khusus. Sebuah kesempatan yang sangat bagus.

Persekutuan Doa ini diselengggarakan rutin setiap Senin jam 19.30 WIB di Aula Gereja St. Albertus Agung dan terbuka buat umat yang rindu untuk mendengarkan firman dan menyembah Tuhan. Bagi kaum muda tersedia PD OMPKK Lumen Dei yang diselenggara ditempat dan waktu yang sama setiap Hari Jumat kecuali Jumat pertama. Sedangkan untuk anak – anak tersedia PD Kids Nicolaus yang diselenggarakan setiap hari Rabu sore jam 18.30 WIB di Tisano Studio Harapan Indah BB No. 10 Kota Harapan Indah.

Di Stasi Harapan Indah ada beberapa kelompok kategorial dan PD PKK ini hanya salah satu bagian dari kelompok kategorial di Stasi Harapan Indah. Salah satu perintah Tuhan kepada kita adalah berkomunitas. Mari kita berkomunitas dan silahkan bebas memilih dari beberapa komunitas yang ada di Gereja kita.