Memanfaatkan Sampah Plastik

Memanfaatkan Sampah Plastik

Memanfaatkan Sampah Organik Menjadi PUPUK ALAMI

Sudah tidak asing lagi bukan kalau sampah organik bisa jadi pupuk alami (kompos). Apalagi untuk Kamu yang suka berkebun, pasti butuh pupuk kan? Nah, daripada terus menerus membeli pupuk, lebih baik kita buat sendiri pupuk organik dari sampah organik didapur!

Pelajari cara membuat pupuk alami divideo ini, mudah!

Pemanfaatan gas landfill

Tempat pembuangan sampah melepaskan gas metana dalam jumlah besar akibat penguraian oleh bakteri aerobik. Gas metana adalah salah satu gas berbahaya pembentuk gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Ditempat pembuangan sampah, metana bercampur dengan gas karbon dioksida membentuk gas landfill (LFG). Menyadur dari United States Environmental Protection Agency, alih-alih dibiarkan begitu saja di udaran, LFG ditangkap, diubah, dan digunakan sebagai sumber energi terbarukan.

Gas landfill yang ditangkap bisa mengurangi gas rumah kaca dan menjadi sumber energi bagi pembangkit listrik penggunaan langsung untuk rumah tangga, industri, dan manufaktur.

Memanfaatkan Sampah Organik sebagai Alternatif Pakan Ternak

Dwi Rahayu Ambarwati,[email protected], Dinkes_klaten

Sampah organik merupakan bahan sisa atau limbah yang berasal dari bahan alami yang dapat terurai seperti daun kering, sayur-sayuran atau buah-buahan yang sudah layu, tanaman, hewan dan sebagainya. Tanpa adanya penangulangan yang baik, sampah semakin lama akan semakin menumpuk dan akan berakibat serius untuk lingkungan serta kesehatan keluarga dan masyarakat. Salah satu cara mengatasi penumpukan sampah organik yang terus bertambah yaitu dengan memanfaatkan media budidaya ulat/maggot lalatBSF (Black Soldier Fly) sebagai alternatif pembuatan pakan ternak.(Alizahatie, 2019)

Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur lalat BSF (Black Soldier Fly) yang menjadi salah satu agen biokonversi atau pengurai untuk menciptakan tepung BSF. Kandungan nutrisi pada maggot sangat menjanjikan dan terbukti memiliki kandungan nutrisi yang mirip dengan pakan ikan. Maggot menjadi salah satu alternative pakan yang mengandung protein hewani tinggi kisaran 30-45%.(Azir et al., 2017)

Tujuan pembuatan pakan ternak dari maggot lalat BSF dengan menggunakan sampah organik rumah tangga yaitu dapat meringankan para peternak untuk meningkatkan kualitas hewan ternak dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu budidaya maggot ini memiliki tujuan lain yaitu memberikan tambahan penghasilan dari sampah organik yang dimiliki serta dapat mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan.(Kementrian Pertanian, 2016)

Langkah-langkah budidaya maggot dari sampah organik:

Proses budidaya maggot:

Pengolahan maggot dari sampah organik memberikan dampak positif dalam mengurangi tumpukan sampah rumah tangga, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dari segi pemanfaatan sampah tersebut. Dan juga dapat meningkatkan penghasilan karena memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran, serta dihasilkan pupuk organik sisa media tumbuh maggot lalat BSF.

Alizahatie, H. (2019). Budidaya Black Soldier Fly Dengan Memanfaatkan Limbah Rumah Tangga Sebagai Alternatif Pakan Ikan Air Tawar Dan Unggas. Litbang Pertanian Kota Blitar, 1(1), 1–30.

Azir, A., Harris, H., & Haris, R. B. K. (2017). Produksi dan Kandungan Nutrisi Maggot (Chrysomya Megacephala) Menggunakan Komposisi Media Kultur Berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan, 12(1), 34–40.

Budiyanto, A., Purnomo, C. W., Sarastuti, D., Alchusnah, R. H., Yusmiyati, & Noviyani, P. (2019). Pengolahan Sampah Organik Dengan Black Soldier Fly (BSF). In Buku Saku Pengabdian Masyarakat RSA UGM dan PIAT UGM (Vol. 1).

Kementrian Pertanian. (2016). Lalat Tentara Hitam Agen Biokonversi Sampah Organik Berprotein Tinggi. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. https://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/2557

Mendaur ulang sampah pakaian

Sampah pakaian adalah salah satu sampah yang banyak menumpuk. Hal ini dikarena banyak orang bersikap konsumtif dalam membeli pakaian, sehingga banyak pakaian yang terbuang.

Berikut adalah contoh kegiatan mendaur ulang baju:

“Sejak program Saya Dari Ibu (SADARI) berjalan, terlihat peningkatan gizi pada balita. Ada 3 balita yang sudah lulus dari stunting.

Sampah plastik merupakan sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan. Sampah plastik termasuk polutan paling besar yang berkontribusi dalam masalah pencemaran lingkungan. Untuk itulah, MTsN 1 Madiun membuat inovasi pemanfaatan sampah plastik dengan ecobrick agar mengurangi pencemaran tanah, air, ataupun udara yang dikumpulkan pada satu tempat agar bisa diolah lagi.

Ecobrick merupakan metode yang digunakan untuk meminimalisir sampah plastik dengan media botol plastik bekas yang diisi penuh dengan sampah anorganik bersih hingga botol plastik bekas tersebut benar-benar keras dan padat. Tujuan dari ecobrick adalah untuk mengurangi sampah plastik serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik bekas untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Contoh pembuatan pemanfaatan ecobrick adalah untuk pembuatan meja, kursi, tembok, maupun barang kesenian lainnya.

Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, MTsN 1 mengadakan kegiatan pembuatan kepada seluruh siswa - siswi MTsN 1 Madiun pada hari Jumat, 10 Juni 2022. Bertempat di halaman madrasah, siswa - siswi dibimbing untuk membuat Ecobrick secara langsung. Dariono, selaku koordinator Tim Adiwiyata MTsN 1 Madiun, menjelaskan secara detail mengenai Ecobrick yang merupakan pilihan terakhir untuk mengolah sampah plastik untuk penanggulangan seperti reduce, reuse, recycle sudah tidak bisa lagi diandalkan untuk mengatasi sampah plastik yang semakin bertambah setiap harinya. Membuat Ecobrick tidaklah sulit, cukup dengan sampah plastik, gunting, batang kayu sebagai pemadat dan media botol plastik bekas sebagai wadah. Botol plastik itu sendiri boleh dengan ukuran beragam dan warna yang bervariasi, yang perlu dilakukan adalah menyamakan ukuran dan botol plastik tersebut agar pengaplikasikan Ecobrick dapat bernilai, tidak hanya sederhana tapi bernilai estetika.

Dalam kegiatan tersebut, Kepala MTsN 1 Madiun, Drs. Budi Priyono, M.Pd juga turut langsung memberikan arahan dan motivasi kepada siswa - siswi MTsN 1 Madiun tentang pentingnya menjaga lingkungan salah satunya mengolah limbah sampah plastik dengan baik. Selain memiliki nilai jual, pembuatan ecobrick dapat mengurangi limbah plastik yang pada dasarnya tidak dapat diuraikan seperti yang sudah menjadi tujuan dari pembuatan ecobrick itu sendiri.

"Dengan diadakannya kegiatan pembuatan ecobrick ini, diharapkan siswa siswi MTsN 1 Madiun yang telah dibimbing dalam pembuatan ecobrick ini dapat menjadi penggerak untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi bernilai seni tinggi serta mampu menjadi pioneer dalam mengurangi penggunaan plastik di lingkungannya," harapnya.

KOMPAS.com – Memanfaatkan sampah adalah kegiatan mengubah sampah yang dianggap tidak berguna, menjadi barang baru yang lebih berguna.

Berikut beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk memanfaatkan sampah:

TAPANACHE (SELAI DARI KULIT BUAH)

Cara keempat juga tak kalah bermanfaat nih! Kamu suka buah pisang? Jika ya, Kamu bisa membuat selai buah dari limbah kulitnya lho! Menarik bukan, bisa dapat selai gratis dan bergizi hanya dari kulit buah yang selama ini kita buang!

Menarik, bukan? Ternyata sisa-sisa makanan atau sampah organik yang selama ini langsung kita masukkan ke tempat sampah, bisa diolah jadi produk-produk bermanfaat! Selain kita dapat manfaat lebih banyak, kita juga membantu mengurangi tumpukan sampah organik di lingkungan. Selamat mencoba!

Mengganti cup plastik dengan tumbler pribadi

Hampir di setiap penjuru lingkungan, keberadaan sampah plastik tak bisa dihindari. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun.

Bukan rahasia umum lagi bahwa sampah plastik tidak bisa terurai begitu saja. Bahkan, beberapa jenis sampah plastik baru bisa terurai setelah ratusan tahun.

Minimnya kesadaran tentang dampak sampah plastik masih menjadi ironi. Lingkungan air, tanah, dan udara menjadi sasaran utama. Lantas siapa sasaran berikutnya? Tentulah manusia. Berbagai senyawa kimia yang terkandung di dalamnya bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan bagi manusia.

Kesadaran untuk menghindari penggunaan plastik secara berlebihan menjadi salah satu solusinya. Dimulai dengan memperhatikan penggunaan plastik diri sendiri. Langkah ini sekaligus melestarikan bumi tercinta. Bagaimana caranya?

1. Membawa Kantong Belanja Sendiri Meskipun kantong plastik memang praktis, tapi hal inilah yang membuat sampah pada bumi terus bertumpuk tak terkendali. Membawa kantong belanja sendiri saat belanja atau bepergian adalah cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi sampah pribadi.

2. Membawa Botol Minum atau Tumbler Apa yang dibutuhkan ketika haus? Tentu, air minum. Ketika haus jawabannya tidak harus membeli air minum kemasan. Lebih baik menyiapkan air minum dari rumah dengan menggunakan botol minum atau tumbler. Selain bentuk dari peduli terhadap lingkungan, membawa botol minum sendiri juga bisa menghemat uang.

3. Tidak Menggunakan Sedotan Plastik Sedotan plastik memang terlihat remeh. Tapi bayangkan jika ribuan orang yang berfikir seremeh itu?. Tentulah sangat berdampak bagi lingkungan. Sekarang, mulailah mengganti sedotan plastik dengan sedotan bambu atau kertas yang ramah lingkungan.

4. Hindari Membeli Makanan dan Minuman Kemasan Plastik Usahakan, jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas dalam ukuran besar untuk mengurangi sampah. Jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam botol kaca atau daun.

5. Daur Ulang Sampah Plastik Tidak semua plastik bisa didaur ulang. Namun, beberapa barang, seperti botol minuman dan pot tanaman dapat dilakukan proses recycle. Kreasikan sampah plastik menjadi hiasan atau barang lain yang dibutuhkan di rumah.

Mendaur ulang plastik

Mendaur ulang sampah plastik menjadi barang baru yang lebih berguna merupakan contoh kegiatan pemanfaatan sampah.

Dilansir dari National Geographic, dalam enam dekade manusia menghasilkan 8,3 miliar metrik ton sampah plastik dan 91 persennya tidak didaur ulang.

Sehingga plastik menjadi bahan yang sangat berlipah untuk didaur ulang. Contoh pemanfaatan sampah plastik adalah:

Baca juga: Sikap Positif dalam Membuang Sampah

Mendaur ulang sampah kertas

Selain plastik dan pakaian, kertas juga merupakan salah satu jenis sampah yang banyak dijumpai. Kamu dapat mendaur ulang sampah kertas dengan cara membuat kertas daur ulang dan membuat kerajinan dari sampah kertas juga karton.

Satu lagi contoh pemanfaatan sampah adalah pembuatan kompos. Kompos adalah pupuk bagi tumbuhan yang berasal dari sampah organik.

Sampah organik biasanya berasal dari sisa pengolahan makanan, sisa makanan dan bahan makanan, juga makanan yang basi.

Mengutip dari UN Environment Programme, sekitar 1,3 miliar ton makanan yang diproduksi di dunia terbuang setiap tahunnya. Sampah yang sangat banyak tersebut dapat dibuat menjadi kompos untuk pertanian dan perkebunan.

Baca juga: Menjaga Lingkungan dari Sampah Plastik

MENGENAL ECOBRICK : PENTINGNYA MEMANFAATKAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BARANG YANG MEMILIKI NILAI GUNA

Admin dlh | 16 Juli 2024 | 1031 kali

MENGENAL ECOBRICK : PENTINGNYA MEMANFAATKAN SAMPAH

PLASTIK MENJADI BARANG YANG MEMILIKI NILAI GUNA

Dalam kehidupan sehari-hari akan selalu dilingkupi dengan kehadiran sampah di  sekeliling manusia. Bagaimana tidak? berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia tentunya akan menggunakan barang-barang, alat, produk, bahan-bahan dan lainnya yang berpotensi menimbulkan sampah, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia melibatkan sampah di dalamnya. Selain itu, kehadiran sampah dapat disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk yang terdapat di suatu wilayah dan dapat berasal dari alam atau lingkungan sekitar. Hingga saat ini, kehadiran sampah itu sendiri masih menjadi permasalahan penting bagi umat manusia. Keberadaan sampah yang dibiarkan dan terjadi penumpukan sampah secara terus menerus akan membawa pengaruh buruk bagi kesehatan dan terhadap lingkungan itu sendiri, seperti lingkungan menjadi tercemar, terjadi bencana alam, menimbulkan penyakit, nilai estetika suatu lingkungan menjadi hilang atau merusak pemandangan, pencemaran tanah, air, dan udara, serta lainnya. Kehadiran sampah di Indonesia begitu banyak. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang menyumbang sampah terbanyak di dunia. Berdasarkan pada data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 menyatakan terkait hasil input dari 202 kabupaten/kota se[1]Indonesia bahwa jumlah timbunan sampah nasional mencapai hingga 21,1 juta ton.

Mengenai sampah itu sendiri, tidak luput dengan sampah plastik, yang dimana sampah plastik adalah salah satu jenis sampah rumah tangga dengan potensi yang besar merusak lingkungan karena mempunyai sifat yang sulit terurai. Sampah plastik memerlukan waktu yang tidak sebentar atau sangat lama bahkan mencapai ratusan tahun agar dapat terurai atau terdekomposisi secara sempurna oleh tanah (Gunadi et al., 2020). Sampah plastik juga menjadi sampah yang paling banyak dibuang oleh manusia. Mengapa demikian? hal tersebut karena masyarakat menggunakan plastik untuk membantu dalam keperluan setiap harinya dan plastik melingkupi keseharian masyarakat, seperti membungkus barang atau produk jualan menggunakan plastik, pembelian barang-barang yang masih menggunakan plastik sebagai bahan kemasannya, penggunaan plastik sebagai wadah saat berbelanja kebutuhan, dan lainnya. Sehingga, keberadaan plastik masih melekat dengan erat di kehidupan masyarakat. Melalui hal tersebut, membuat timbunan sampah plastik begitu banyak. Indonesia sendiri pernah menempati urutan kedua sebagai penghasil sampah plastik sebanyak 187,2 juta ton setelah China sebanyak 262,9 juta ton. Pada tahun 2023, Indonesia telah menghasilkan sebanyak 12,87 juta ton sampah plastik. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, menyebutkan bahwasanya sampah plastik masih menjadi isu serius yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan hal tersebut dan begitu banyaknya keberadaan sampah plastik, maka diperlukan upaya, solusi dan pencegahan terkait segala hal yang berpotensi menimbulkan sampah plastik untuk dapat mengatasi permasalahan, dan penimbunan sampah plastik agar tidak terkena dampak buruk dari sampah plastik.

Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi salah satu solusi yang efektif dalam  mengatasi permasalahan sampah plastik dengan menerapkan dan melaksanakan salah satu dari bagian konsep 3R yakni Recycle atau mendaur ulang sampah plastik yang sudah tidak terpakai dan telah dibuang. Contoh nyata dari kegiatan mendaur ulang sampah plastik sebagai upaya untuk menanggulangi sampah plastik yaitu dengan ecobrick. Ecobrick menjadi salah satu upaya alternatif dan upaya kreatif untuk dapat mengelola sampah plastik dengan ramah lingkungan serta dapat diubah menjadi barang ataupun benda yang memiliki nilai guna, mengurangi pencemaran, dan racun yang dihasilkan oleh sampah plastik. Lalu apa itu ecobrick? Ecobrick berasal dari dua kata, yaitu eco dan brick yang berarti bata ramah lingkungan yang menjadi alternatif untuk bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Oleh karena itu, ecobrick merupakan botol plastik yang diisi dengan padat menggunakan sampah non biologis, yaitu plastik (Ecobrick.org, 2015). Ecobrick adalah cara mengolah sampah plastik bekas dengan menggunakan botol plastik bekas yang diisi dengan beragam sampah plastik hingga penuh dan botol plastik tersebut menjadi padat akan sampah plastik. Botol plastik yang telah terisi oleh sampah-sampah plastik tersebut dapat diolah dengan merangkainya menjadi barang yang berguna dan bermanfaat di kehidupan sehari-hari.

Ecobrick bertujuan agar dapat mengurangi sampah plastik dan mendaur ulang dengan menggunakan botol plastik guna dapat dijadikan sesuatu yang lebih berguna. Ecobrick dapat diubah menjadi benda apapun tergantung kreatifitas dari pembuatnya, seperti ecobrick dapat

diubah menjadi perabot rumah tangga yang berguna yakni vas bunga, kursi, meja, dan sebagainya. Fungsi dari ecobrick itu sendiri tidak untuk membuat sampah plastik hancur, tetapi agar dapat membuat usia plastik menjadi lebih panjang, dan mengolahnya dengan mengubah menjadi barang yang berguna, serta sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menunjang kepentingan manusia. Pelaksanaan ecobrick perlu dilaksanakan dengan berkesinambungan dan terus-menerus serta memerlukan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat agar manfaat dari ecobrick itu sendiri dapat dirasakan secara bersama dan secara perlahan membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Pemahaman akan pembuatan ecobrick juga diperlukan agar hasilnya dapat maksimal dan sesuai tujuan.

Pelaksanaan ecobrick dapat dimulai lewat diri sendiri meliputi kesadaran diri dan mulai membiasakan diri untuk mengumpulkan sampah plastik yang dihasilkan oleh diri sendiri lalu memasukannya ke dalam botol plastik yang akan semakin bertambah banyak dan dapat dirangkai atau disusun menjadi barang yang berguna seperti meja dan kursi. Sampah plastik yang dihasilkan pun seiring berjalannya waktu akan terus bertambah, maka dari itu daripada dibiarkan terus menumpuk dan dibuang begitu saja lebih baik di daur ulang lewat ecobrick. Melalui ecobrick akan membuat sampah-sampah plastik tersimpan dan terjaga di dalam botol, sehingga sampah plastik tidak perlu dibakar, tertimbun dan hingga menggunung. Hal tersebut menjadi bentuk kepedulian yang dilakukan untuk sebagai upaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu, perlu untuk mengadakan sosialisasi atau dengan memberikan edukasi terkait ecobrick itu sendiri kepada masyarakat luas agar dapat membuat masyarakat mengetahui bagaimana cara membuat ecobrick, manfaat yang dapat dirasakan dari ecobrick, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya ketersediaan ecobrick yang dapat menyokong untuk kesehatan dan kebersihan lingkungan. Pembuatan ecobrick dapat dikatakan tidak sulit karena bahan yang diperlukan sangat mudah ditemukan di sekitar, bahkan masyarakat lah yang menghasilkan bahan tersebut yakni sampah plastik. Hal semacam ini perlu dilaksanakan, guna menciptakan kehidupan yang aman, sehat, dan nyaman dengan peduli untuk membentuk lingkungan yang sehat dan bersih.

Candra, C., Sutarna, N., Mustika, M., Utami, M. C., & Cahyani, N. D. (2023). Pemanfaatan Sampah Plastik Melalui Ecobrick Di Desa Cikondang. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(4), 2731-2739.

Gunadi, R. A. A., Parlindungan, D. P., Parta Santi, A. U., Aswir, & Aburahman, A. (2020). Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan. ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat , 1 (2714–6286), 1–8. https://doi.org/10.29408/ab.v1i2.2749

Istirokhatun, T. (2019). Pelatihan pembuatan ecobricks sebagai pengelolaan sampah plastik di RT 01 RW 05, Kelurahan Kramas, Kecamatan Tembalang, Semarang. Jurnal Pasopati, 1(2).

Ningrum, R. T., Marheni, E., Alauddin, N. H., & Kusumandani, R. B. (2022). Pembuatan  Ecobrick sebagai Barang Tepat Guna dan Upaya Mengurangi Sampah Plastik. Jurnal  Bina Desa, 4(3), 387-393.

Utomo, M. A. P., Witjoro, A., Rakhmawati, Y., Lelitawati, M., Lestari, S. R., Maslikah, S. I.,  ... & Rudianto, R. (2023). Seni pemanfaatan limbah plastik melalui ecobrick sebagai  upaya pengelolaan sampah berkelanjutan di sekolah. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 6(3), 453-466.

Widiyasari, R., Zulfitria, Z., & Fakhirah, S. (2021, November). Pemanfaatan sampah plastik dengan metode ecobrick sebagai upaya mengurangi limbah plastik. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (Vol. 1, No. 1).

7,2 Juta Ton Sampah di Indonesia Belum Terkelola Dengan Baik. (2023, Agustus). Kemenko  PMK. Retrieved Juli, 2024, from https://www.kemenkopmk.go.id/72-juta-ton-sampah[1]di-indonesia-belum-terkelola dengan baik#:~:text=7%2C2%20Juta%20Ton%20Sampah%20 di%20Indonesia%20Belum%20Terkelola%20Dengan%20Baik,Gatot%20%3A%20Butuh%20Revolusi&text=Dari%20total%20produksi%20sampah %20nasion

12 Juta Ton Sampah Plastik Menumpuk di RI, Terjadi Antrean Truk ke TPA. (2024, Februari). TKN PSL. Retrieved Juli, 2024, from https://sampahlaut.id/2024/02/07/12-juta-ton[1]sampah-plastik-menumpuk-di-ri-terjadi-antrean-truk-ke-tpa

fkm.unair.ac.id/upaya-pengolahan-sampah-plastik-menggunakan-ecobrick/

Indonesiabaik.id - Sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut. Sifat sampah plastik tidak mudah terurai, proses pengolahannya menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun bila terurai secara alami.

Untuk pencemaran di laut, Indonesia merupakan penghasil sampah plastik laut terbesar kedua di dunia. Penelitian dari UC Davis dan Universitas Hasanuddin yang dilakukan di pasar Paotere Makassar menunjukkan 23% sampel ikan yang diambil memiliki kandungan plastik di perutnya.

Jika diolah dengan baik, sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 16.379.472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik.

Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik. Seperti yang dilakukan di Bali, tepatnya Kabupaten Badung, disana dilakukan pengelohan sampah menjadi Bahan Makar Minyak (BBM). Begitu juga kota Surabaya, diluncurkan Suroboyo Bus, untuk tiketnya dapat diperoleh dengan menukarkan sampah plastik.

ARTIKEL DLH, KULON PROGO – Keberadaan sampah plastik harus diakui tidak dapat terhindarkan, hampir di setiap penjuru lingkungan sekitar kita.

Jika dicermati, saat ini berbagai produk plastik terdapat kode-kode tertentu. Kode menyatakan jenis plastik yang membentuk material, sehingga mempermudah untuk mendaur ulang.

Contohnya adalah kode segitiga 3 R dengan angka di tengah-tengahnya. Angka menunjukkan jenis plastiknya dan kadang pula diikuti dengan singkatan, seperti:

PET (Polietilena Tereftalat), pada umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi lainnya yang cair.

HDPE (High Densy Polyethylene) atau Polietilena berdensitas tinggi, biasanya terdapat pada botol detergen.

PVC (Polivinil Klorid), biasanya terdapat pada pipa dan furniture lainnya.

LDPE (Low Density Polyethylene) atau Polietilena berdensitas rendah, biasanya terdapat pada bungkus makanan.

PP (Polipropilena), umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis mainan.

PS (Polistirena), umumnya terdapat pada kotak makanan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.

Semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat, maka akan semakin bertambah pula sampah plastik yang dihasilkan. Wajar jika kemudian menjadi permasalahan lingkungan yang serius.

Perlu diketahui bahwa sampah plastik sangat sulit untuk hancur. Dibutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun agar terurai. Oleh karena itu, diperlukan solusi alternatif agar keberadaan sampah plastik dapat ditangani dengan baik. Alternatif penanganannya antara lain dengan 6 R, sebagai berikut:

Menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan dahulu untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan bahan awal. Contohnya: memakai sampah plastik sebagai bahan baku kerajinan, ban bekas dikemas menjadi tempat duduk, dan sebagainya.

Memanfaatkan barang bekas dengan mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut. Contoh: sampah organik diolah menjadi kompos.

Merupakan semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah. Contoh: pergi belanja membawa keranjang/tas belanja dari rumah.

Menggantikan dengan bahan yang bias dipakai ulang sebagai upaya mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah. Contoh: membungkus kue menggunakan daun pisang.

Mengisi kembali wadah-wadah produk kemasan yang habis dipakai. Contoh: memanfaatkan botol parfum untuk diisi kembali dengan parfum isi ulang.

Melakukan pemeliharaan atau perawatan agar tidak menambah produksi sampah. Contoh: sandal yang talinya putus, diperbaiki kembali dengan tali yang baru, tanpa perlu beli sandal baru selama masih layak.

Di samping alternatif solusi di atas, dilansir dari berbagai sumber, saat ini juga sedang dikembangkan pemanfaatan sampah plastik sebagai sumber energi. Semoga berhasil dan terealisir dengan baik. (Prd)

Mungkin sering Kamu mendengar kampanye untuk mengurangi sampah plastik. Tapi tahukah bahwa sebenarnya tumpukan sampah di TPA justru didominasi oleh sampah organik? Iya, sampah organik yang seharusnya bisa terurai secara alami, namun justru menjadi ancaman dan sulit terurai karena menumpuk dan tercampur bersama sampah anorganik.

Sampah masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia yang memproduksi hingga 175.000 ton sampah per hari. Ironisnya, sebagian besar adalah sampah sisa makanan, yang sebenarnya masih bagus dan segar serta bisa diolah kembali. Bahkan juga bisa dikonsumsi lagi!

Tak percaya? Simak deh 4 cara mengolah sampah organik di bawah ini!

Memanfaatkan Sampah Organik Menjadi ECO ENZYME

Cara yang pertama ini pasti sangat bermanfaat buat Kamu. Kenapa? proses pembuatannya sangat mudah! namun kamu bisa menggunakannya menjadi larutan serba guna yang bisa digunakan untuk cairan pembersih rumah tangga kamu, lho. Jadi, kalau Kamu bisa membuat eco-enzyme ini Kamu tak perlu beli sabun pel, sabun cuci piring, dan lain-lain. Sebab, Kamu bisa melakukan semua aktivitas bersih-bersih rumah menggunakan cairan eco-enzyme dari limbah organik-mu!

FYI, eco-enzyme ini adalah cairan fermentasi dari limbah organik sisa bahan makanan di dapur. Bentuknya cairan, warnanya coklat pekat, dan baunya sangat asam. Supaya baunya lebih segar, lebih baik perbanyak komposisi sisa buah-buahan dibanding sayur. Oya, selain untuk cairan pembersih, juga Kamu bisa gunakan sebagai pupuk atau pestisida lho!

Pelajari lebih lengkap manfaat dan tutorial pembuatannya disini ya

Kedua, Kamu juga bisa mengolah lagi sisa bahan makanan jadi bumbu dapur atau kaldu. Hanya saja, untuk opsi ini, tidak semua sisa bahan makanan bisa digunakan kembali untuk kaldu. Hanya sisa bahan tertentu. Contoh seperti kulit dan kepala udang yang biasanya dibuang karena keras.

Nah, daripada terbuang sia-sia dan hanya menjadi tumpukan sampah di TPA, lebih baik sisa-sisa itu diolah. Lagipula sebenarnya kulit dan kepala udang mengandung nutrisi yang baik. Kaldu hasil olahannya juga bisa menambah kelezatan masakan Kamu.

Caranya gampang banget!