31 tháng 12, 2018 1 bài hát, 4 phút ℗ 2018 Mahesa Bayu Suryosubroto
Curta as suas músicas sem interrupções
Pague uma vez e use por um ano inteiro
Use o Letras sem anúncios.
Benefícios Premium + aulas de idiomas com música.
Já é assinante? Faça login.
Is your network connection unstable or browser outdated?
MELINTAS.ID - Petikan larik dalam bait Puisi: Aku Hanyalah Debu di Alas Kaki-Mu Tuhan menyajikan ajakan merefleksikan panggilan hidup dalam kasih Tuhan.
Larik aksara dalam Puisi: Aku Hanyalah Debu di Alas Kaki-Mu Tuhan telah menjadi cermin cinta dan pengampunan Tuhan bagi mereka yang merindukan kerahiman-Nya.
Dengan beralaskan selembar kerendahan hati, temukan diri hanyalah sebutir debu yang berjalan di hadapan Tuhan yang maha suci.
Dalam peluk kehangatan cinta Tuhan, telah menuntun kesadaran akan kelemahan diri untuk datang dan memohon ampun akan segala dosa yang dimiliki.
Sederet untaian butir-butir cinta, tersusun rapi dan hadir sebagai karya imaji spiritual dari perjalanan iman, menyusur gelapnya jelaga jiwa untuk menemukan seberkas cahaya suci.
Menyibak perlahan keheningan hati, merenungkan arti hidup di dunia yang fana, dimana kesombongan sering kali menyelimuti kehidupan manusia.
Baca Juga: Pemahaman Konsep, Penerapan Konsep, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Kerjasama
Genggam mesra kasih Tuhan telah membentang harapan mengiringi derap jiwa melangkah pasti, temukan jalan lurus menuju cahaya kebenaran dalam iman yang sejati.
Jaket ketulusan dalam kepasrahan iman, menghangatkan jiwa untuk senantiasa mengucapkan syukur atas kasih dan rahmat-Nya yang tiada henti.
Terbersit secercah harapan menelisik kisi hati, untuk memenuhi setiap kehendak Tuhan, lalu mengkristal indah menjadi mahkota kehidupan pada kebenaran sejati.
Menyadarkan diri bahwa diri kita manusia, hanyalah sebutir debu di alas kaki Tuhan, dan kehausan akan titik embun kasih Tuhan.
Semoga Puisi: Aku Hanyalah Debu di Alas Kaki-Mu Tuhan dapat menginspirasi dan membawa kedamaian bagi para pembaca yang berharap pada keintiman pribadi dalam kasih mesra bersama Tuhan.
Baca Juga: Sajak:Tahajud di Keheningan Pelita Malam
Puisi: Aku Hanyalah Debu di Alas Kaki-Mu Tuhan